Bermain Apa Kita Hari Ini?



Bermain Apa Kita Hari Ini?




Bermain merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan bagi anak-anak untuk menghabiskan waktunya sepanjang hari.  Masih ingatkah kalian permainan apa saja yang dimainkan semasa kecil? Ada banyak sekali permainan tradisional yang digrandrungi oleh anak-anak pada masanya. Seperti permainan congklak, kelereng, petak umpet, engrang, gobak sodor, engklek, bola bekel, dan masih banyak lagi. Permainan-permainan tempoe dulu tersebut sudah jarang lagi didengar oleh anak-anak zaman sekarang apalagi dimainkan sangat sedikit sekali peminatnya. Atau bahkan tidak sedikit anak-anak zaman milenial yang sama sekali tidak tahu dan tidak paham seperti apa permainan- permainan tersebut. 

Perkembangan teknologi yang merupakan dampak dari era globalisasi pada saat ini memang tidak bisa ditolak. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi yang ada saat ini banyak bermanfaat untuk memudahkan segala aktivitas dilingkungan masyarakat. Namun, sadarkah kalian perkembangan teknologi ini juga perlahan mulai menggeser berbagai kebudayaan daerah yang ada? Seperti contohnya permainan-permainan tradisional yang mulai tersingkir.

Bagaimana kabarnya permainan tradisional pada saat ini?

Peneliti permainan tradisional, Zaini Alif, mengungkapkan Indonesia memiliki sekitar 2.600 permainan tradisional. Namun dari jumlah itu hanya 60 persen yang masih bertahan. 
"Mayoritas dimainkan anak-anak di pinggiran kota dan perdesaan," katanya, di Malang, Jumat (2/9).
Aktivis Komunitas Hong ini menyayangkan makin rendahnya minat anak-anak bermain permainan tradisional lantaran tergeser permainan modern. Padahal dalam permainan tradisional terkandung nilai-nilai kejujuran, kebersamaan, dan toleransi.

Faktor apa saja yang mempengaruhi tergesernya permainan tradisional ?

Semenjak berkembangnya teknologi dan adanya kemunculnya smartphone, komputer, laptop, dan play station, yang mana menajadi tempat tercipta dan berkembangnya permainan online. Anak-anak saat ini lebih asik berdiam diri di rumah ataupun di kamar dengan alat-alat teknologi canggih tersebut. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang kuat bermain seharian dari pagi hingga petang.

Banyak hal yang menjadi faktor semakin menghilangnya permainan tradisional. Selain perkembangan teknologi yang ada, perkembangan pola pikir orang tua yang mengarah pada hal praktis dan efisien. Banyak anak- anak yang masih berusia dini sudah diperkenalkan dengan game online tersebut.

Menurut Ferdinandus Setu, Plt. Kepala Biro Humas Kominfo, ada sekira 142 juta pengguna internet di Indonesia, di mana 30 juta anak milenial aktif bermain game.
"Dari 142 juta pengguna akses internet, data kami menunjukkan sekitar 30 juta anak milenial aktif bermain game setiap harinya," kata Ferdinandus Setu

Tidak sedikit dari mereka yang sering bermain game online sampai kecanduan. Kepala Sub Direktorat Masalah Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, dr. Lina R Mangaweang Sp.Kj mengatakan dampak psikis yang terjadi pada anak akibat kecanduan game bisa membuatnya menjadi menjadi cemas, gampang tersinggung, karena kurang tidur dan konsentrasinya yang menurun. Selain itu, anak yang kecanduan terhadap game dan memainkannya setiap hari juga bisa berpengaruh pada interaksi sosialnya yang memburuk. Anak menjadi individualis dan sulit berinteraksi dengan masyarakat.

 Dalam hal ini orang tua memiliki peran penting sebagai pendidik pertama dalam memperkenalkan permainan mana yang baik dan cocok untuk anak mereka. Selain itu batasan waktu juga perlu diperhatikan supaya anak tidak sampai kecanduan. Sebenarnya memperkenalkan permainan modern atau game online tentu diperbolehkan namun tidak lupa juga untuk mengawasi apakah permainan tersebut bermanfaat dan harus paham juga batasannya. Agar anak dapat berkembang dengan baik dan jangan sampai kecanduan

Selain itu, terbatasnya lahan yang digunakan untuk arena bermain pun menjadi salah satu faktor lainnya. Dapat kita lihat di lingkungan sekitar  taman-taman, lapangan, sudah tergantikan oleh gedung-gedung bertingkat dan permukiman yang padat. Itulah salah satu alasan mengapa jarang sekali ditemukan adanya anak-anak yang bermain permainan tradisional di daerah perkotaan. Padahal faktor tersebut seharusnya dapat diatasi. Kita tetap dapat mengajak anak bermain permainan tradisional dengan memilih permainan yang bisa dilakukan dengan keterbatasan ruang seperti contohnya, kita bisa bermain congklak, bola bekel dan permainan lainnya yang tidak membutuhkan arena bermain yang luas.


Dalam era zaman sekarang ini sayang jika permainan tradisional terkikis, karna banyak nilai yang dapat kita peroleh Seperti yang kita ketahui permainan tradisional memiliki banyak manfaat terlebih pada perkembangan anak karena fisik dan emosi anakterlibat langsung sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhannya. Adapun manfaat dari permainan tradisional yang dapat mempengaruhi perkembangan anak sebagai berikut :

a)      Mengembangkan kecerdasan intelektual pada anak
Contohnya dalam permainan dakon, pada permainan dakon ini melatih otak kiri anak dan melatih anak menggunakan strategi agar dapat mengumpulkan biji lebih banyak dari lawan.

b)      Mengembangkan kecerdasan emosi pada anak
Contohnya dalam permainan layang-layang, saat menerbangkan layang-layang anak dituntut untuk sabar mencari arah angin yang tepat untuk menerbangkan layang-layang, dan menggerakkan tali layang-layang dengan gerakan yang tepat agar tali tidak putus.

c)      Mengembangkan daya kreatifitas pada anak
Contohnya membuat permainan pesawat terbang atau kapal-kapalan dari kertas, anak dilatih untuk dapat merancang pesawat nya sedemikian rupa agar dapat terbang dengan cepat dan lama.

d)     Meningkatkan kemampuan bersosialisasi
Contohnya pada permainan gobak sodor dan benteng, permainan yang bersifat kelompok ini memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi. Selain kebersamaan,anak diajarkan untuk mentaati peraturan, bergiliran, dan juga solidaritas dalam bermain.

e)      Melatih kemampuan motorik
Contohnya pada permainan engklek ketika anak meloncat dengan satu kaki dan anak berusaha untukmenyeimbangkan tubuhnya dan loncatan yang dilakukan itu baik untuk metabolisme tubuh anak.
Seperti yang sudah dipaparkan diatas banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh dari bermain permainan tradisional yng tentunya memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sri Lestari Yati, Kasubdit Pngetahuan dan Ekspresi Budaya Tradisional Kementrian Pendidikan kebudayaan RI mengatakan pihaknya telah mensosialisasikan pengetahuan permainan tradisional ke tenaga pendidik melalui program muatan lokal berbasis daerah. Ia juga berharap permainan tradisional bisa ditetapkan sebagai kurikulum dalam muatan lokal bukan hanya sekedar materi namun dipraktekan.

Permainan tradisional sebagai salah satu budaya indonesia sudah seharusnya kita jaga dan lestarikan. Jika permainan tradisional itu hilang maka ciri khas dari budaya bangsa pun ikut lenyap. Dalam hal ini pemerintah juga harus ikut ambil bagian dalam pelestarian permainan tradisional sebagai salah satu ciri khas budaya bangsa. Sebagai salah satu contohnya pemerintah dapat mengadakan festival yang bertemakan permainan tradisional dari daerah-daerah yang ada di seluruh Indonesia.

Selain itu orang tua juga sebaiknya memperkenalkan anak kepada permaianan tradisional dan tidak lupa untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka bagaimana cara bermain permainan tradisional tersebut. Warisan budaya tersebut harus terus dilestarikan secara turun menurun supaya tidak mudah luntur dan tentunya jangan sampai hilang.  Agar anak-anak penerus bangsa pada era berikutnya dapat merasakan keseruan, kesenangan, serta manfaat yang diperoleh dari bermain permainan tradisional tersebut.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Bambu, Kearifan Lokal Bogor Yang Sempat Hilang

Pilar-Pilar Putih Berandanya Kota Bogor

Rumah Seduh, Tempat Berteduh Yang Nyaman di Kota Hujan