Moseleum Van Motman, Tempat Peristirahatan Keluarga Sang Tuan Tanah


 Buitenzorg yang saat ini dikenal sebagai kota Bogor. Sebuah kota yang dipenuhi pepohonan hijau lengkapp dengan curah hujan tinggi dan cuaca yang sejuk membuat kota ini menjadi temapat peristirahatan favorit para bangsawan dan petinggi VOC hingga pemerintah kolonial Belanda pada masanya. Orang-orang belanda mengganp batavia terlalu panas sehingga tdak nyaman untuk ditinggali dan mereka pun mencari tempat yang nyaman sebagai peristirahatan hingga tibalah mereka di kota Bogor, daerah yang sejuk ini mereka beri nama buitenzorg yang memilik arti bebas masalah. Hinga saat ini banyak sekali bangunan-bangunan peninggalan VOC Belanda yang ditemukan di kota Bogor. 

Moseleum Van Motman itu adalah sebuah komplek pemakaman Belanda yang diperuntukkan pada anggota keluarga yang masuk ke dalam marga Van Motman. Keluarga van Motman adalah tuan tanah yang mempunyai perkebunan yang sangat luas di wilayah Bogor pada akhir abad ke-18. Wilayah perkebunannya meliputi daerah Dramaga, Jambu, sampai Jasinga.

Gerrit Willem Casimir van Motman dilahirkan di Genneperhuis, Belanda, 11 Januari 1773, ia adalah keturunan pertama keluarga vat motman. Ia sudah menginjakkan kakinya di Buitenzorg saat usianya yang masih muda. Di usianya yang masih remaja, Gerrit ditugaskan untuk mengelola perkebunan di salah satu kerasidenan. Dengan kerja kerasnya, van Motman muda ini kemudian berhasil menjadi tuan tanah pada masa Pemerintahan Guberbur Jenderal Daendels (1808-1811).

Area pemakaman dengan luas sekitar 600m ini didirikan oleh salah seorang anggota keluarga vat motman yaitu Pieter Reiner van Motman pada 1850 sampai 1911. Pieter Reiner van Motman adalah keturunan ketiga dari keluarga ini. Area Mausoleum digunakan pertama kali sebagai pemakaman pada 18 Desember 1811. Ketika Gerrit Willem Casimir van Motman (1773-1821) memakamkan puterinya Maria Henrietta.



Moseleum sendiri memiliki arti monumen kematian. Dalam area moseleum ini Ada 33 makam keluarga dan kerabat van Motman. Delapan dari 12 orang anak van Motman pun dikuburkan di pemakaman keluarga ini. Di antara mereka ada yang meninggal dalam usia masih muda bahkan balita. Hanya satu orang saja yang dimakamkan dalam usia tua yaitu Petrus Cornelis yang meninggal pada usia 82 tahun. Petrus Cornellius juga merupakan keluarga van motman yang menjadi muallaf setelah ia menikahi wanita pribumi dan kemudian merubah namanya menjadi Ibrahim van motman.

Di dalam bangunan tersebut juga pernah ada empat jenazah dari keluarga van Motman yang diawetkan. Salah satunya Pieter Reiner van Motman. Empat jenazah, tersebut dibaringkan di sisi kanan dan kiri ruangan yang masing-masing sisinya dibuat bertingkat untuk dua jenazah. Namun Sekitar 1970-an, kompleks makam ini mengalami penjarahan. Barang-barang berharga diambil seperti perhiasan, ikat pinggang bahkan sampai gigi emas salah satu jenazah juga ikut diambil. Begitu juga dengan patung-patung khas Eropa dan marmer yang menempel pada dinding dan batu nisan.

Bangunan moseleum van motman kini masih berdiri walaupun bangunan nampak terbengkalai dinding pilar dan moseluem juga banyak yang rusak bahkan dibeberapa dinding terdapat coretan-coretan. Bangunan ini menjadi peninggalan sejarah keluarga Belanda yang pernah menjadi tuan tanah dan menguasai banyak perkebunan di Bogor pada masanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wayang Bambu, Kearifan Lokal Bogor Yang Sempat Hilang

Pilar-Pilar Putih Berandanya Kota Bogor

Rumah Seduh, Tempat Berteduh Yang Nyaman di Kota Hujan